NAGEKEO - Masyarakat serta tokoh adat Nggolonio dukung serta siap membantu menyukseskan pembangunan rumah ibadah umat islam Mushola Al, Usman Dhajong di Desa Nggolonio, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, NTT.
Untuk Diketahui, Mushola Al' Usman Dhajong merupakan mushola pertama yang dibangun di Desa Nggolonio dimana kehadirannya sangat disambut baik oleh masyarakat desa setempat baik dari kaum Muslimin maupun saudara mereka yang beragama Katolik.
Berangkat dari kerinduan warga Nggolonio akan hadirnya mushola di desa itu serta saling dukung satu sama lain akhirnya kerinduan mereka terjabahkan seperti terlihat saat sekarang yang mana pembangunan Mushola Al' Usman Dhajong itu sudah pada tahap fundasi.
Dengan adanya bangunan mushola di desa yang didiami kurang lebih 700-an jiwa itu, secara implisit melambangkan keberagaman serta toleransi yang begitu kuat.
Nama Usman Dhajong diambil dari nama sesepuh pemilik lahan/tanah yang dimana saat ini dihibahkan untuk dibangun mushola tersebut.
Sementara itu, kepedulian terhadap hal-hal yang berkaitan pembangunan rumah ibadah dan juga berkaitan sosial, Kapolres Nagekeo, AKBP Yudha Pranata, S.I.K, S.H turun mengunjungi lokasi pembangunan mushola tersebut, Sabtu (11/5/2022).
Dalam Kesempatan itu, Kapolres Yudha mengatakan, mendirikan rumah ibadah merupakan kewajiban dari semua umat beragama di NKRI dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Sambung Kapolres Yudha, membangun rumah ibadah adalah Hak Asasi Manusia dalam hal kebebasan untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan yang dianut. Oleh karena itu satu-satunya tempat terbaik untuk beribadah kepada Tuhan, adalah rumah ibadah.
Baca juga:
Kaum Sodom, Sejarah Terulang Kembali
|
“Terima Kasih sudah mengundang kami untuk hadir bersilaturahmi dengan keluarga besar di Nggolonio, dalam rangka berdiskusi masalah pembangunan Musholah sebagai tempat ibadah umat muslim di Nggolonio. Memang beberapa waktu lalu kami dapat informasi kurang sejuk, bahwa ada aksi penolakan atau sedikit hambatan terkait pembangunan musholah ini. Makanya kami hadir coba untuk diskusi dengan bapak-bapak tokoh adat dan tokoh masyarakat mencari solusi terbaik. Menurut kami, membangun rumah ibadah itu baik dan tidak boleh dihalang-halangi, karena beribadah merupakan hak asasi manusia, yakni hak hidup, beribadah dan memperoleh penghidupan yang layak. Rumah ibadah agama apapun merupakan sarana untuk bagaimana seorang hamba berkomunikasi dengan Sang Maha Pencipta. Semoga ada jalan keluar hasil dari diskusi kita saat ini. Pada intinya, memenuhi unsur-unsur dalam persyaratan membangun sebuah rumah ibadah seperti penggunanya, tanahnya yang sudah diwakafkan, dan dukungan masyarakat setempat. Kalau semua unsur sudah terpenuhi, maka rumah ibadah tersebut layak dibangun, " demikian disampaikan Kapolres Yudha dihadapan sejumlah tokoh adat dan masyarakat Desa Nggolonio.
Disaat yang sama, sembari mendapingi Kapolres Yudha, Tokoh Adat Desa Nggolonio Mikhael Jena menuturkan, ia sangat bangga kepada Kapolres Nagekeo yang sudah menyempatkan diri memenuhi undangan untuk datang melihat langsung lokasi pembangunan Mushola Al' Usman Dhajong.
“ Terima kasih Pak Kapolres yang sudah hadir bersama kami, sudah membantu memberikan pikiran-pikiran terbaik, pikiran-pikiran jernih untuk kepentingan kita semua. Apalagi saat ini yang turut mendukung pembangunan mushola ini para tetua adat yang hadir didepan kita semua. Saya harap mari kita kawal sama - sama, proses pembangunan mushola ini sampai selesai. Ini tugas dan tanggung jawab kita semua. Kesimpulan akhir saya, proses pembangunan Musholah Al' Usman Dhajong ini harus kita, selesaikan apa yang sudah kita mulai, " tegas Mikhael Jena mantan Kades Nggolonio dua periode sekaligus Ketua BPD Nggolonio aktif saat ini.
Sikap dukungan pembangunan Mushola Al' Usman Dhajong juga datang dari berbagai tokoh adat berpengaruh di Desa Nggolonio antara lain, Petrus Nanti, Mikhael Laka, Kornelis Lepa, Leonardus Lako Nale, Remigius Welu, Ambrosius Siuk, Antonius Watu dan Simon Setu.
Turut hadir para tokoh agama dari Mbay antara lain Ketua DMI Nagekeo Asykari Syamsudin, Ketua Bidang Pembangunan Masjid Agung Baiturrahman Mbay Abdul Muthalib Abdurrahman, Pengurus Muhammadiyah Nagekeo Hasbil Rena.